Jumat, 30 April 2010

Bentuk Telapak Tanganmu adalah:

Bentuk Telapak Tanganmu adalah:

* Lebar, bentuk telapak persegi dengan jari berukuran pendek
* Berkulit tebal, dengan warna yang agak gelap
* Garis tangan jelas, lurus, dan dalam

* Persegi atau segilima dengan jari yang panjang-panjang
* Kulitnya kering
* Garis tipis dan jelas

* Telapak berbentuk panjang, kadang berbentuk oval dengan jari2 yang panjang
* Berkulit telapak halus dan agak lembab
* Banyak garis tangan dan kebanyakan nggak jelas

* Persegi atau Segi lima dengan jari yang pendek
* Hangat, berkeringat dan kulit telapak berwarna merona
* Banyak garis

Selasa, 20 April 2010


Sesudah shalat malam bersama, beberapa santri yang besok pagi diperkenankan pulang kembali ke tengah masyarakatnya, dikumpulkan oleh Pak Kiai dimasjid. Seperti biasanya, Pak Kiai bukannya hendak memberi bekal terakhir, melainkan menyodorkan pertanyaan-pertanyaan khusus, yang sebisa mungkin belum usah terdengar dulu oleh para santri lain yang masih belajar di pesantren. "Agar manusia di muka bumi ini memiliki alat dan cara untuk selamat kembali ke Tuhannya,

**" berkata Pak Kiai kepada santri pertama, "apa yang Allah berikan kepada manusia selain alam dan diri manusia sendiri?" "Agama," jawab santri pertama. "Berapa jumlahnya?" "Satu." "Tidak dua atau tiga?" "Allah tak pernah menyebut agama atau nama agama selain yang satu itu, sebab memang mustahil dan mubazir bagi Allah yang tunggal untuk memberikan lebih dari satu macam tuntunan."

** Kepada santri kedua Pak Kiai bertanya, "Apa nama agama yang dimaksudkan oleh temanmu itu?" "Islam." "Sejak kapan Allah mengajarkan Islam kepada manusia?" "Sejak Ia mengajari Adam nama benda-benda." "Kenapa kau katakan demikian?" "Sebab Islam berlaku sejak awal mula sejarah manusia dituntun. Allah sangat adil. Setiap manusia yang lahir di dunia, sejak Adam hingga akhir zaman, disediakan baginya sinar Islam." "Kalau demikian, seorang Muslimkah Adam?" "Benar, Kiai. Adam adalah Muslim pertama dalam sejarah umat manusia."

** Pak Kiai beralih kepada santri ketiga. "Allah mengajari Adam nama benda-benda," katanya, "bahasa apa yang digunakan?" Dijawab oleh santri ketiga, "Bahasa sumber yang kemudian dikenal sebagai bahasa Al-Qur'an." "Bagaimana membuktikan hal itu?" "Para sejarahwan bahasa dan para ilmuwan lain harus bekerja sama untuk membuktikannya. Tapi besar kemungkinan mereka takkan punya metode ilmiah, juga tak akan memperoleh bahan-bahan yang diperlukan. Manusia telah diseret oleh perjalanan waktu yang sampai amat jauh sehingga dalam kebanyakan hal mereka buta sama sekali terhadap masa silam." "Lantas bagaimana mengatasi kebuntuan itu?" "Pertama dengan keyakinan iman. Kedua dengan kepercayaan terhadap tanda-tanda yang terdapat dalam kehendak Allah." "Maksudmu, Nak?" "Allah memerintahkan manusia bersembahyang dalam bahasa Al-Qur'an. Oleh karena sifat Islam adalah rahmatan lil 'alamin, berlaku universal secara ruang maupun waktu, maka tentulah itu petunjuk bahwa bahasa yang kita gunakan untuk shalat adalah bahasa yang memang relevan terhadap seluruh bangsa manusia. Misalnya, karena memang bahasa Al-Qur'anlah yang merupakan akar, sekaligus puncak dari semua bahasa yang ada di muka bumi."

** "Temanmu tadi mengatakan," berkata Pak Kiai selanjutnya kepada santri keempat, "bahwa Allah hanya menurunkan satu agama. Bagaimana engkau menjelaskan hal itu?" "Agama Islam dihadirkan sebagaimana bayi dilahirkan," jawab santri keempat, "Tidak langsung dewasa, tua atau matang, melainkan melalui tahap-tahap atau proses pertumbuhan." "Apa jawabmu terhadap pertanyaan tentang adanya berbagai agama selain Islam?" "Itu anggapan kebudayaan atau anggapan politik bukan anggapan akidah." "Apakah itu berarti engkau tak mengakui eksistensi agama-agama lain?" "Aku mengakui nilai-nilai yang termuat dalam yang disebut agama-agama itu --sebelum dimanipulasikan-- sebab nilai-nilai itu adalah Islam jua adanya pada tahap tertentu, yakni sebelum disempurnakan oleh Allah melalui Muhammad rasul pamungkasNya. Bahwa kemudian berita-berita Islam sebelum Muhammad itu dilembagakan menjadi sesuatu yang disebut agama --dengan, ternyata, berbagai penyesuaian, penambahan atau pengurangan-- sebenarnya yang terjadi adalah pengorganisasian. Itu bukan agama Allah, melainkan rekayasa manusia."

** Pak Kiai menatapkan matanya tajam-tajam ke wajah santri kelima sambil bertanya, "Agama apakah yang dipeluk oleh orang-orang beriman sebelum Muhammad?" "Islam, Kiai." "Apa agama Ibrahim?" "Islam." "Apa agama Musa?" "Islam." "Dan agama Isa?" "Islam." "Sudah bernama Islamkah ketika itu?" "Tidak mungkin, demikian kemauan Allah, ada nama atau kata selain Islam yang sanggup mewakili kandungan-kandungan nilai petunjuk Allah. Islam dan kandungannya tak bisa dipisahkan, sebagaimana api dengan panas atau es dengan dingin. Karena ia Islam, maka demikianlah kandungan nilainya. Karena demikian kandungan nilainya, maka Islamlah namanya. Itu berlaku baik tatkala pengetahuan manusia telah mengenal Islam atau belum."

** "Maka apakah gerangan arti yang paling inti dari Islam?" Pak Kiai langsung menggeser pertanyaan kepada santri keenam. "Membebaskan," jawab santri itu. "Pakailah kata yang lebih memuat kelembutan!" "Menyelematkan, Kiai." "Siapa yang menyelamatkan, siapa yang diselamatkan, serta dari apa dan menuju apa proses penyelamatan atau pembebasan itu dilakukan?" "Allah menyelamatkan manusia, diaparati oleh para khulafa' atas bimbingan para awliya dan anbiya. Adapun sumber dan tujuannya ialah membebaskan manusia dari kemungkinan tak selamat kembali ke Allah. Manusia berasal dari Allah dan sepenuhnya milik Allah, sehingga Islam --sistem nilai hasil karya Allah yang dahsyat itu-- dimaksudkan untuk membebaskan manusia dari cengkeraman sesuatu yang bukan Allah." "Apa sebab agama anugerah Allah itu tak bernama Salam, misalnya?" "Salam ialah keselamatan atau kebebasan. Itu kata benda. Sesuatu yang sudah jadi dan tertentu. Sedangkan Islam itu kata kerja. Berislam ialah beramal, berupaya, merekayasa segala sesuatu dalam kehidupan ini agar membawa manusia kepada keselamatan di sisi Allah."

** Pak Kiai menuding santri ketujuh, "Tidakkah Islam bermakna kepasrahan?" "Benar, Kiai," jawabnya, "Islam ialah memasrahkan diri kepada kehendak Allah. Arti memasrahkan diri kepada kehendak Allah ialah memerangi segala kehendak yang bertentangan dengan kehendak Allah." "Bagaimana manusia mengerti ini kehendak Allah atau bukan?" "Dengan memedomani ayat-ayatNya, baik yang berupa kalimat-kalimat suci maupun yang terdapat dalam diri manusia, di alam semesta, maupun di setiap gejala kehidupan dan sejarah. Oleh karena itu Islam adalah tawaran pencarian yang tak ada hentinya." "Kenapa sangat banyak orang yang salah mengartikan makna pasrah?" "Karena manusia cenderung malas mengembangkan pengetahuan tentang kehendak Allah. Bahkan manusia makin tidak peka terhadap tanda-tanda kehadiran Allah di dalam kehidupan mereka. Bahkan tak sedikit di antara orang-orang yang rajin bersembahyang, sebenarnya tidak makin tinggi pengenalan mereka terhadap kehendak Allah. Mereka makin terasing dari situasi karib dengan kemesraan Allah. Hasilnya adalah keterasingan dari diri mereka sendiri. Tetapi alhamdulillah, situasi terasing dan buntu yang terjadi pada peradaban mutakhir manusia, justru merupakan awal dari proses masuknya umat manusia perlahan-lahan ke dalam cahaya Islam. Sebab di dalam kegelapanlah manusia menjadi mengerti makna cahaya."

** "Cahaya Islam. Apa itu gerangan?" Santri ke delapan menjawab, "Pertama-tama ialah ilmu pengetahuan. Adam diajari nama benda-benda. Itulah awal mula pendidikan kecendekiaan, yang kelak direkonstruksi oleh wahyu pertama Allah kepada Muhammad, yakni iqra'. Itulah cahaya Islam, sebab agama itu dianugerahkan kepada makhluk tertinggi yang berpikiran dan berakal budi yang bernama manusia." "Pemikiranmu lumayan," sahut Pak Kiai, "Cahaya Islam tentunya tak dapat dihitung jumlahnya serta tak dapat diukur keluasan dan ketinggiannya: kita memerlukan tinta yang ditimba dari tujuh lautan lebih untuk itu. Bersediakah engkau kutanyai barang satu dua di antara kilatan-kilatan cahaya mahacahaya itu?" "Ya, Kiai." "Sesudah engkau sebut Adam, apa yang kau peroleh dari Idris?" "Dinihari rekayasa teknologi." "Dari Nuh?" "Keingkaran terhadap ilmu dan kewenangan Allah." "Hud?" "Kebangunan kembali menuju salah satu puncak peradaban dan teknologi canggih." "Baik. Tak akan kubawa kau berhenti di setiap terminal. Tetapi jawablah: pada Ibrahim, terminal Islam apakah yang engkau temui?" "Rekonstruksi tauhid, melalui metode penelitian yang lebih memeras pikiran dan pengalaman secara lebih detil." "Pada Ismail?" "Pengurbanan dan keikhlasan." "Ayyub?" "Ketahanan dan kesabaran." "Dawud?" "Tangis, perjuangan dan keberanian." "Sulaiman?" "Ke-waskita-an, kemenangan terhadap kemegahan benda, kesetiaan ekologis dan keadilan." "Sekarang sebutkan yang engkau peroleh dari Musa!" "Keteguhan, ketegasan haq, ilmu perjuangan politik, tapi juga kedunguan dalam kepandaian." "Dari Zakaria?" "Dzikir." "Isa?" "Kelembutan cinta kasih, alam getaran hub." "Adapun dari Muhammad, anakku?" "Kematangan, kesempurnaan, ilmu manajemen dari semua unsur cahaya yang dibawa oleh para perutusan Allah sebelumnya."

** Akhirnya tiba kepada santri kesembilan. "Di tahap cahaya Islam yang manakah kehidupan dewasa ini?" "Tak menentu, Kiai," jawab sanri terakhir itu, "Terkadang, atau bahkan amat sering, kami adalah Adam yang sembrono dan nekad makan buah khuldi. Di saat lain kami adalah Ayyub --tetapi-- yang kalah oleh sakit berkepanjangan dan putus asa oleh perolehan yang amat sedikit. Sebagian kami memperoleh jabatan seperti Yusuf tapi tak kami sertakan keadilan dan kebijakannya; sebagian lain malah menjadi Yusuf yang dicampakkan ke dalam sumur tanpa ada yang mengambilnya. Ada juga golongan dari kami yang telah dengan gagahnya membawa kapak bagai Ibrahim, tapi sebelum tiba di gudang berhala, malah berbelok mengerjakan sawah-sawah Fir'aun atau membelah kayu-kayu untuk pembangunan istana diktator itu." Pak Kiai tersenyum, dan santri itu meneruskan, "Mungkin itu yang menyebabkan seringkali kami tersembelih bagai Ismail, tapi tak ada kambing yang menggantikan ketersembelihan kami." "Maka sebagian dari kami lari bagai Yunus: seekor ikan paus raksasa menelan kami, dan sampai hari ini kami masih belum selesai mendiskusikan dan menseminarkan bagaimana cara keluar dari perut ikan." Pak Kiai tertawa terkekeh-kekeh. "Kami belajar pidato seperti Harun, sebab dewasa ini berlangsung apa yang disebut abad informasi. Tetapi isi pidato kami seharusnya diucapkan 15 abad yang lalu, padahal Musa-Musa kami hari ini tidaklah sanggup membelah samudera." "Anakku," Pak Kiai menyela, "pernyataan-pernyataanmu penuh rasa sedih dan juga semacam rasa putus asa." "Insyaallah tidak, Kiai," jawab sang santri, "Cara yang terbaik untuk menjadi kuat ialah menyadari kelemahan. Cara yang terbaik untuk bisa maju ialah memahami kemunduran. Sebodoh-bodoh kami, sebenarnya telah pula berupaya membuat tali berpeluru Dawud untuk menyiapkan diri melawan Jalut. Tongkat Musa kami pun telah perlahan-lahan kami rekayasa, agar kelak memiliki kemampuan untuk kami lemparkan ke halaman istana Fir'aun dan menelan semua ular-ular sihir yang melata-lata. Kami juga mulai berguru kepada Sulaiman si raja agung pemelihara ekosistem. Seperti Musa kami juga belajar berendah hati kepada ufuk ilmu Khidhir. Dan berzikir. Bagai Zakaria, kami memperpeka kehidupan kami agar memperoleh kelembutan yang karib dengan ilmu dan kekuatan Allah. Terkadang kami khilaf mengambil hanya salah satu watak Isa, yakni yang tampak sebagai kelembekan. Tetapi kami telah makin mengerti bagaimana berguru kepada keutuhan Muhammad, mengelola perimbangan unsur-unsur, terutama antara cinta dengan kebenaran. Sebab tanpa cinta, kebenaran menjadi kaku dan otoriter. Sedangkan tanpa kebenaran, cinta menjadi hanya kelemahan, keterseretan, terjebak dalam kekufuran yang samar, hanyut dan tidak berjuang."

** Betapa tak terbatas apabila perbincangan itu diteruskan jika tujuannya adalah hendak menguak rahasia cahaya Islam. "Sampai tahap ini," kata Pak Kiai, "cukuplah itu bagi kalian, sesudah dua pertanyaan berikut ini kalian jawab." "Kami berusaha, Kiai," jawab mereka. "Bagaimana kalian menghubungkan keyakinan kalian itu dengan keadaan masyarakat dan negeri di mana kalian bertempat tinggal?" "Kebenaran berlaku hanya apabila diletakkan pada maqam yang juga benar. Juga setiap kata dan gerak perjuangan," berkata salah seorang. "Sebaik-baik urusan ialah di tengah-tengahnya, kata Rasul Agung. Harus pas. Tak lebih tak kurang," sambung lainnya. "Muhammad juga mengajarkan kapan masuk Gua Hira, kapan terjun ke tengah masyarakat," sambung yang lain lagi. "Mencari titik koordinat yang paling tepat pada persilangan ruang dan waktu, atau pada lalu lintas situasi dan peta sejarah." "Ada dakwah rahasia, ada dakwah terang-terangan." "Hikmah, maw'idhah hasanah, jadilhum billati hiya ahsan." "Makan hanya ketika lapar, berhenti makan sebelum kenyang. Itulah irama. Itulah sesehat-sehat kesehatan, yang berlaku bagi tubuh maupun proses sejarah." "Perjuangan ialah mengetahui kapan berhijrah ke Madinah dan kapan kembali ke Makkah untuk kemenangan." "Dan di atas semua itu, Rasulullah Muhammad bersedia tidur beralaskan daun kurma atau bahkan di atas lantai tanah." Pak Kiai tersenyum, "Apa titik tengah di antara kutub kaku legas dan kutub lembek, anak-anakku?" "Lentur, Kiai!" kesembilan santri itu menjawab serentak, karena kalimat itulah memang yang hampir setiap hari mereka dengarkan dari mulut Pak Kiai sejak hari pertama mereka datang ke pesantren itu.
"Fal-yatalaththaf!" ucap Pak Kiai akhirnya sambil berdiri dan menyalami santri-santrinya satu per satu,
"titik pusat Al-Qur'an!"

Sabtu, 10 April 2010

jadwal pilkada indonesia

S U M U T
1 PILKADA KOTA MEDAN 27 Juni 2010
2 PILKADA SERDANG BEDAGAI 27 Juni 2010
3 PILKADA KOTA PEMATANG SIANTAR 27 Juni 2010
4 PILKADA ASAHAN 27 Juni 2010
5 PILKADA LABUHAN BATU 27 Juni 2010
6 PILKADA TAPANULI SELATAN 27 Juni 2010
7 PILKADA MANDAILING NATAL 27 Juni 2010
8 PILKADA KOTA SIBOLGA 30 Juni 2010
9 PILKADA HUMBANG HASUNDUTAN 27 Juni 2010
10 PILKADA TOBA SAMOSIR 27 Juni 2010
11 PILKADA SAMOSIR 27 Juni 2010
12 PILKADA PAKPAK BHARAT 27 Juni 2010
13 PILKADA KOTA BINJAI 27 Juni 2010
14 PILKADA KOTA TEBING TINGGI 26 Juni 2010
15 PILKADA SIMALUNGUN 12 September 2010
16 PILKADA KOTA TANJUNG BALAI 26 September 2010
17 PILKADA NIAS SELATAN 30 Nopember 2010
18 PILKADA KARO 03 Oktober 2010
19 PILKADA TAPANULI TENGAH 11 Desember 2010
SUMATERA BARAT 27 Juni 2010
20 PILKADA SOLOK 27 Juni 2010
21 PILKADA SOLOK SELATAN 27 Juni 2010
22 PILKADA KOTA SOLOK 27 Juni 2010
23 PILKADA DHARMASRAYA 27 Juni 2010
24 PILKADA PASAMAN 27 Juni 2010
25 PILKADA PASAMAN BARAT 27 Juni 2010
26 PILKADA PADANG PARIAMAN 27 Juni 2010
27 PILKADA LIMA PULUH KOTO 27 Juni 2010
28 PILKADA AGAM 27 Juni 2010
29 PILKADA KOTA BUKITTINGGI 27 Juni 2010
30 PILKADA SAWAHLUNTO SIJUNJUNG 02 Agustus 2010
31 PILKADA PESISIR SELATAN 01 Agustus 2010
32 PILKADA TANAH DATAR 20 Agustus 2010


R I A U
33 PILKADA DUMAI (KOTA) 27 Juni 2010
34 PILKADA INDRAGIRI HULU 11 Juni 2010
PILKADA JAMBI 26 Juni 2010
35 PILKADA BATANGHARI 20 Desember 2010
36 PILKADA TANJUNGJABUNG BARAT 14 Desember 2010


SUMSEL
37 PILKADA OGAN KOMERING ULU 25 Juni 2010
38 PILKADA OKU TIMUR 25 Juni 2010
39 PILKADA OKU SELATAN 25 Juni 2010
40 PILKADA OGAN ILIR 25 Juni 2010
41 PILKADA MUSI RAWAS 25 Juni 2010

PILKADA BENGKULU 27 Juni 2010
42 PILKADA SELUMA 27 Juni 2010
43 PILKADA MUKO-MUKO 27 Juni 2010
44 PILKADA KAUR 27 Juni 2010
45 PILKADA REJANG LEBONG 27 Juni 2010
46 PILKADA LEBONG 27 Juni 2010
47 PILKADA KEPAHIANG 27 Juni 2010
48 PILKADA BENGKULU UTARA 12 Desember 2010

LAMPUNG
49 PILKADA LAMPUNG SELATAN 27 Juni 2010
50 PILKADA LAMPUNG TIMUR 27 Juni 2010
51 PILKADA WAY KANAN 27 Juni 2010
52 PILKADA BANDAR LAMPUNG 27 Juni 2010
53 PILKADA METRO 27 Juni 2010
54 PILKADA LAMPUNG TENGAH

>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



BANGKA BELITUNG
55 PILKADA BANGKA TENGAH 18 Juni 2010
56 PILKADA BANGKA BARAT 18 Juni 2010
57 PILKADA BANGKA SELATAN 18 Juni 2010
58 PILKADA BELITUNG TIMUR 18 Juni 2010

KEPRI
59 PILKADA LINGGA
60 PILKADA KABUPATEN BINTAN (ex Kepri)

JABAR
61 PILKADA SUKABUMI
62 PILKADA KOTA DEPOK
63 PILKADA BANDUNG
64 PILKADA INDRAMAYU
65 PILKADA KARAWANG


JATENG
66 PILKADA KENDAL
67 PILKADA SEMARANG (KOTA)
68 PILKADA BLORA
69 PILKADA REMBANG
70 PILKADA BOYOLALI
71 PILKADA SUKOHARJO
72 PILKADA SURAKARTA (KOTA)
73 PILKADA MAGELANG (KOTA)
74 PILKADA PURBALINGGA
75 PILKADA KEBUMEN
76 PILKADA PEKALONGAN (KOTA)
77 PILKADA SEMARANG
78 PILKADA WONOGIRI
79 PILKADA KLATEN
80 PILKADA PURWOREJO
81 PILKADA WONOSOBO
82 PILKADA PEMALANG

DI YOGYAKARTA
83 PILKADA BANTUL
84 PILKADA SLEMAN
85 PILKADA GUNUNG KIDUL


>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



JATIM
86 PILKADA KOTA SURABAYA
87 PILKADA PONOROGO
88 PILKADA SUMENEP
89 PILKADA GRESIK
90 PILKADA LAMONGAN
91 PILKADA NGAWI
92 PILKADA SITUBONDO
93 PILKADA BANYUWANGI
94 PILKADA JEMBER
95 PILKADA SIDOARJO
96 PILKADA KOTA PASURUAN
97 PILKADA KOTA BLITAR
98 PILKADA MALANG
99 PILKADA TRENGGALEK
100 PILKADA MOJOKERTO
101 PILKADA BLITAR
102 PILKADA PACITAN


BANTEN
103 PILKADA SERANG 19 Juni 2010
104 PILKADA KOTA CILEGON 05 Juni 2010


BALI
106 PILKADA KOTA DENPASAR 26 Juni 2010
107 PILKADA BADUNG 24 Juni 2010
108 PILKADA TABANAN 26 Juni 2010
109 PILKADA BANGLI 24 Juni 2010
110 PILKADA KARANGASEM 24 Juni 2010
111 PILKADA JEMBRANA 12 Oktober 2010


NTB
112 PILKADA MATARAM (KOTA) 27 Juni 2010
113 PILKADA LOMBOK TENGAH 27 Juni 2010
114 PILKADA SUMBAWA 27 Juni 2010
115 PILKADA SUMBAWA BARAT 27 Juni 2010
116 PILKADA BIMA 27 Juni 2010
117 PILKADA DOMPU 27 Juni 2010


>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



NTT
118 PILKADA SUMBA BARAT 30 Juni 2010
119 PILKADA SUMBA TIMUR 30 Juni 2010
120 PILKADA MANGGARAI 27 Juni 2010
121 PILKADA MANGGARAI BARAT 27 Juni 2010
122 PILKADA NGADA 27 Juni 2010
123 PILKADA FLORES TIMUR 30 Juni 2010
124 PILKADA TIMOR TENGAH UTARA 26 September 2010


KALBAR
125 PILKADA BENGKAYANG 20 Juni 2010
126 PILKADA SEKADAU 20 Juni 2010
127 PILKADA KETAPANG 20 Juni 2010
128 PILKADA KAYONG UTARA 05 Mei 2008
129 PILKADA SINTANG 20 Juni 2010
130 PILKADA MELAWI 20 Juni 2010
131 PILKADA KAPUAS HULU 20 Juni 2010


>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



PILKADA KALTENG 23 Juni 2010
132 PILKADA KOTAWARINGIN BARAT 23 Juni 2010
133 PILKADA KOTAWARINGIN TIMUR 23 Juni 2010

PILKADA KALIMANTAN SELATAN 30 Juni 2010
134 PILKADA KOTA BANJAR BARU 30 Juni 2010
135 PILKADA KOTA BANJARMASIN 30 Juni 2010
136 PILKADA BALANGAN 30 Juni 2010
137 PILKADA TANAH BUMBU 30 Juni 2010
138 PILKADA HULU SUNGAI TENGAH 30 Juni 2010
139 PILKADA BANJAR 30 Juni 2010
140 PILKADA KOTA BARU 30 Juni 2010
141 PILKADA PASIR 29 Juni 2010
142 PILKADA KUTAI KERTANEGARA 01 Juni 2010
143 PILKADA BULUNGAN 27 Juni 2010
144 PILKADA BERAU 08 Agustus 2010
145 PILKADA KOTA SAMARINDA 19 September 2010
147 PILKADA KUTIM 12 Desember 2010


>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



PILKADA SULAWESI UTARA 20 Juni 2010
148 PILKADA MINAHASA UTARA 20 Juni 2010
149 PILKADA KOTA TOMOHON 20 Juni 2010
150 PILKADA MINAHASA SELATAN 20 Juni 2010
151 PILKADA KOTA MANADO 21 Juli 2010
152 PILKADA KOTA BITUNG 21 Juli 2010

SULAWESI TENGAH
153 PILKADA POSO 30 Juni 2010
154 PILKADA TOJO UNA UNA 30 Juni 2010
155 PILKADA TOLI TOLI 14 Juli 2010
156 PILKADA KOTA PALU 01 Agustus 2010

SULAWESI SELATAN
157 PILKADA GOWA 23 Juni 2010
158 PILKADA SELAYAR 23 Juni 2010
159 PILKADA BULUKUMBA 23 Juni 2010
160 PILKADA MAROS 23 Juni 2010
161 PILKADA PANGKEP 23 Juni 2010
162 PILKADA BARRU 23 Juni 2010
163 PILKADA SOPPENG 23 Juni 2010
164 PILKADA TANA TORAJA 23 Juni 2010
165 PILKADA LUWU UTARA 23 Juni 2010
167 PILKADA LUWU TIMUR 23 Juni 2010

SULAWESI TENGGARA
168 PILKADA KONAWE SELATAN 24 Juni 2010
169 PILKADA KOLAKA UTARA 26 September 2010
170 PILKADA WAKATOBI 07 Agustus 2010
171 PILKADA BOMBANA 11 September 2010
172 PILKADA MUNA 21 Juli 2010
173 PILKADA SULBAR
174 PILKADA MAMUJU 27 Agustus 2010
175 PILKADA MAMUJU UTARA 27 Agustus 2010
176 PILKADA MAJENE 15 Mei 2006


GORONTALO
177 PILKADA POHUWATO 20 Juni 2010
178 PILKADA BONE BOLANGO 20 Juni 2010
179 PILKADA GORONTALO 20 Juni 2010


MALUKU
180 PILKADA SERAM BAGIAN BARAT 23 Juni 2010
181 PILKADA SERAM BAGIAN TIMUR 23 Juni 2010

MALUKU UTARA
182 PILKADA KOTA TERNATE 27 Juni 2010
183 PILKADA HALMAHERA BARAT 27 Juni 2010
184 PILKADA HALMAHERA UTARA 27 Juni 2010
185 PILKADA KOTA TIDORE 27 Juni 2010
186 PILKADA HALMAHERA TIMUR 27 Juni 2010
187 HALMAHERA SELATAN 27 Juni 2010
188 KEPULAUAN SULA 27 Juni 2010


>> Real Quick Count - Perhitungan Cepat Hasil Pilkada (Menjaga Suara)
>> Survei Pilkada: Indonesia Election Center - IndEC



PAPUA
189 PILKADA MERAUKE 28 Juni 2010
190 PILKADA YAPEN WAROPEN 28 Juni 2010
191 PILKADA SUPIORI 28 Juni 2010
192 PILKADA BOVEN DIGOEL 28 Juni 2010
193 PILKADA MAPPI 28 Juni 2010
194 PILKADA ASMAT 28 Juni 2010
195 PILKADA YAHUKIMO 28 Juni 2010
196 PILKADA PEGUNUNGAN BINTANG 28 Juni 2010
197 PILKADA TOLIKARA 28 Juni 2010
198 PILKADA SARMI 28 Juni 2010
199 PILKADA KEEROM 28 Juni 2010
200 PILKADA KOTA JAYAPURA 01 April 2010
201 PILKADA WAROPEN 28 Juni 2010


PAPUA BARAT
202 PILKADA SORONG SELATAN 29 Agustus 2010
203 PILKADA RAJA AMPAT 29 Agustus 2010
204 PILKADA FAK-FAK 29 Agustus 2010
205 PILKADA TELUK BINTUNI 29 Agustus 2010
206 PILKADA TELUK WONDAMA 29 Agustus 2010
207 PILKADA MANOKWARI 05 November 2010
208 PILKADA KAIMANA 29 Agustus 2010